Jakarta - 15 musisi Indonesia termasuk Efek Rumah Kaca, Daniel Rumbekwan, hingga Voice of Baceprot, dan Petra Sihombing hadir meramaikan kegiatan lokakarya besutan IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab).
IKLIM, yang didirikan pada awal 2023, bertujuan untuk menjawab tantangan krisis iklim yang mendesak dengan menyatukan musisi, seniman, organisasi lingkungan, dan pakar iklim.
Melalui musik dan seni, IKLIM mendorong masyarakat untuk terlibat dalam dialog dan bertindak menghadapi krisis iklim di Indonesia.
Inisiatif ini menekankan pentingnya transisi dari ketergantungan pada batubara ke energi terbarukan, melindungi dan memulihkan ekosistem laut dan keanekaragaman hayati, serta meningkatkan praktik berkelanjutan di seluruh komunitas.
Digelar di beberapa titik di Ubud, Bali sepanjang 1-5 Juli 2024 lalu, lokakarya bertema Aktivisme Musik & Lingkungan ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi antara pelaku budaya seperti musisi, pakar, serta organisasi iklim dan lingkungan.
Harapannya, acara ini bisa berguna meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang krisis iklim untuk mendorong perubahan yang signifikan dan berkelanjutan.
Selain Efek Rumah Kaca, Daniel Rumbekwan, Voice of Baceprot, dan Petra Sihombing, lokakarya juga melibatkan nama-nama artis musik lain, termasuk Asteriska, Bsar, DJ Bachoxs, Down For Life, Jangar, Las!, Matter Mos, Petra Sihombing, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, dan Wake Up Iris.
Selama lokakarya berlangsung, peserta ikut terlibat dalam sesi interaktif bersama organisasi iklim dan lingkungan serta pakar iklim.
Selama empat hari ini, peserta juga menjelajahi isu-isu krisis iklim, solusi energi terbarukan, dan dampak penggunaan batubara terhadap polusi udara dan emisi CO2.
Selain itu, seluruh musisi juga akan berkesempatan untuk memperdalam keterampilan dalam menyusun narasi yang menarik tentang krisis iklim dan solusinya untuk mempengaruhi persepsi dan tindakan masyarakat.
Selain memperdalam pemahaman tentang krisis iklim, para musisi juga akan melakukan penanaman pohon bersama guna mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan (carbon offsetting) dari perjalanan para musisi dari kota asalnya ke Bali.
Kegiatan penanaman pohon akan dilakukan di area Gianyar sebagai langkah konkret untuk melestarikan ekosistem lokal.
Serangkaian kegiatan lokakarya ini diharapkan dapat menginspirasi musisi untuk menggunakan platform mereka dalam menyebarkan pesan kesadaran lingkungan dan iklim melalui musik, pertunjukan, dan media sosial dengan cara-cara kreatif dan berdampak.
Selain itu, diharapkan lokakarya ini tidak hanya mempererat kolaborasi antara musisi dan seniman, namun juga dengan organisasi iklim dan lingkungan. Dengan demikian, musisi dan seniman dapat memperkuat kerja organisasi iklim dan membangun dukungan publik untuk reformasi serta implementasi kebijakan iklim di Indonesia. []