Makassar - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di Hotel Novotel Makassar, Selasa, 27 desember 2022.
Kegiatan digelar selama dua hari mulai 26-27 Desember 2022. Kali ini KIE diberikan kepada awak media, akademisi, GENRE (Generasi Berencana) membahas tentang strategi media dalam penyampaian informasi, untuk upaya percepatan penurunan stunting.
Akademisi Universitas Hasanuddin, Dr Iqbal Sultan mengatakan, butuh penerapan strategi yang tepat untuk serius menangani isu stunting ini.
“Jadi sebenarnya ini menyangkut tentang model saja karena khalayak media itu kan terdiri dari berbagai macam posisi status, kalau kita melihat bahwa khalayak media sekarang ini sudah lebih mudah diakses oleh siapa saja contoh lewat gadget,"ujar Iqbal.
"Kita tentu memikirkan bahwa mereka akan lebih mudah untuk diterpa informasi atau pesan-pesan tentang isu-isu tertentu katakanlah tentang stunting,” sambungnya.
Kata dia, BKKBN sudah tepat mengadakan pelatihan seperti ini. Agar Awak media dan Genre lebih paham menyampaikan informasi ke masyarakat.
Pemilihan konten harus di klasifikasi sesuai usia agar penyampaian isu stunting bisa lebih berkesan di masyarakat.
"Mungkin memang yang harus dibuat strateginya itu adalah bagaimana membuat konten-konten tertentu pada tingkat umur, sehingga itu bisa diterima dengan mudah oleh masyarakat dari berbagai kalangan,” ungkap Iqbal.
BKKBN kata Iqbal, sudah berupaya mensosialisasi tentang stunting ini, namun isu bahaya stunting belum sampai secara menyeluruh kemasyarakat.
“Saya merasa ini belum booming, bukan berarti bahwa BKKBN beserta media itu belum bergerak mereka sudah bergerak cuman mungkin karena selain pilihan medianya juga pada produksi pesannya yang mungkin harus dievaluasi, harus mencari cara-cara yang lebih kreatif tentang bagaimana menyampaikan pesan yang berbeda," ujarnya.
“Katakan pemakai sosial media itu kan pilihannya banyak tentu dengan melihat trend-trend pada keikutsertaan orang untuk memilih apa sosial media tertentu pada umur tertentu, sehingga kita butuh BKKBN ini untuk bekerja sama dengan pihak jurnalis, organisasi genre, dan akademisi,” sambung Iqbal.
Dirinya menambahkan, dalam penyampaian informasi ke masyarakat bisa juga diterapkan dengan pendekatan tradisional.
"Kita butuh orang yang bisa memberikan informasi ini kepada publik secara narasi, contoh dulu kita itu datang berbondong-bondong untuk mendengarkan cerita dari Pakecapi, ini salah satu solusi cara bagi daerah yang belum tersentuh dengan media sosial,” tutup Iqbal. []