Bulukumba - Oknum Kepala Sekolah Dasar di Desa Barugae, Kecamatan Bulukumpa berinisial MA, kini dirundung masalah setelah sejumlah orang tua keberatan anaknya dicambuk yang terjadi pada Jumat, 4 September 2021 lalu.
Akibatnya, tiga orang tua dari sejumlah murid dikabarkan mendatangi Mapolres Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kedatangannya untuk melaporkan perbuatan oknum kepala sekolah yang mereka nilai terlalu berlebihan menghukum muridnya.
Kanit Intelkam Polsek Bulukumpa, Aipda Ilyas Ardani mengatakan, untuk sementara waktu terduga pelaku mengamankan diri di Mapolsek, dikuatkan dengan surat tertulis yang buat langsung kepala sekolah.
"Kalau keberatan, keberatan semua. Cuma yang sempat dijumlah baru sekitar 26 orang tercatat menjadi korban. Tapi kebetulan ada guru di sekolah itu anaknya menjadi korban, karena yang lain cuma mengaku ikut jika keberatan," kata Aipda Ilyas Ardani.
Para orang tua siswa yang merasa keberatan atas perbuatan oknum kepala sekolah, akhirnya mendatangi sekolah dasar untuk meminta klarifikasi. Polisi juga yang mendapat informasi itu, langsung ke lokasi.
"Tetapi waktu itu sekolah diliburkan atas petunjuk kepala sekolah, sehingga orang tua murid hanya bertemu dengan polisi. Kami memberikan pemahaman, jika keberatan laporkan secara hukum. Baru serahkan kepada kepolisian, makanya langsung ke Polres Bulukumba waktu itu juga," ujarnya.
Ilyas Ardani mengakui, tiga orang tua murid sangat keberatan lantaran luka yang masih membekas yang diterima anaknya.
"Sekitar tiga orang itu keberatan, yang memang masih berbekas setelah dicambuk. Karena yang paling keberatan sekali itu yang orang tua murid yang juga merupakan guru di sekolah itu, karena katanya anaknya dipukul di depan matanya. Jadi dia lihat anaknya dipukul," jelasnya.
Dia menceritakan, kejadian ini bermula saat para murid kelas V dan VI berada dalam kelasnya. Tiba-tiba didatangi oleh kepala sekolah sambil bertanya terkait program Jumat bersih, apakah sudah membersihkan atau belum. Namun muridnya menjawab dengan serentak, jika mereka sudah membersihkan sesuai tugas dan jadwal.
"Saya tanya murid, kenapa dipukul. Jadi dia jawab kepala sekolah memerintahkan untuk membersihkan, dia kira mungkin kita tidak membersihkan padahal sudah, makanya kita dicambuk," ungkap Ilyas Ardani menirukan pengakuan salah satu murid.
Dia pun menyebutkan hukuman yang diberikan oleh Kepala Sekolah terhadap muridnya, yakni menggunakan potongan bambu, sapu lidi yang mengenai paha dan pantat.
"Yang berbekas ini kena bagian pantat semua murid, tapi rata-rata bagian pantat. Ada juga tangan yang berbekas, waktu itu mau dipukul pantatnya dia tahan menggunakan tangan makanya tangannya yang kena cambuk sehingga berbekas," tutupnya. []