Eco Pesantren Cara Efektif untuk Mencegah Bencana Iklim

Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq (kanan). (Foto:Istimewa)

Jakarta - Sejumlah stakeholder dari lintas instansi dan komunitas eco pesantren mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Green Hajj dan Eco Pesantren di Indonesia.

Yang dibutuhkan adalah rencana aksi untuk kolaborasi agar berkelanjutan dan terjadi akselerasi melalui Aliansi Eco-Pesantren

Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Gran Melia Jakarta, Jumat, 31 Mei 2024 ini diinisiasi oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq.

Turut hadir pada acara tersebut di antaranya, Anggota BPKH Harry Alexander, Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial, Ekonomi dan Sumber Daya Alam BNPB Eni Supartini, Deputi Direktur DEKS BI Anna Setiawati, Akademisi UNAS Fahrudin Mangunjaya, Jatna Supritna dari DIPI, serta Dadang Ahmad Cahria profesional.

Hadir juga berbagai representasi komunitas eco pesantren dari berbagai wilayah Indonesia yang berdiskusi dengan tema "Green Hajj untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Layanan dan Pengelolaan Haji yang Berkelanjutan".

Pada kesempatan itu, Kiai Maman mengatakan FGD ini penting diselenggarakan sebagai platform penyatuan pemikiran untuk membangun mitigasi terhadap bencana pemanasan global.

Komunitas pesantren, lanjutnya, perlu dilibatkan lebih jauh untuk mencegah dampak pemanasan global. Pasalnya, kata Kiai Maman, komunitas eco pesantren punya sumber daya yang besar untuk diberdayakan dalam upaya mencegah bencana iklim yang belakangan mulai melanda.

"Indonesia memiliki 26.975 pesantren. Apabila dibangun strategi kolaborasi antar pesantren dengan pemangku kepentingan lainnya untuk menangkal perubahan iklim, maka akan menjadi aksi yang sangat signifikan," kata Kiai Maman kepada wartawan pada Jumat, 31 Mei 2024.

"Apalagi sudah ada beberapa pesantren yang sudah fokus pada pelestarian lingkungan. Sehingga, yang dibutuhkan adalah rencana aksi untuk kolaborasi agar berkelanjutan dan terjadi akselerasi melalui Aliansi Eco-Pesantren," sambungnya.

Sementara itu, di tempat yang sama Harry Alexander menyebut bahwa FGD ini digagas untuk mengetahui dan meningkatkan awareness akan dampak perubahan iklim terhadap pelaksanaan ibadah haji, serta mendorong kampanye haji yang ramah lingkungan melalui sinergi dengan eco pesantren Indonesia (Green Hajj).

Selain itu, FGD ini juga diharap memberikan pemahaman akan pentingnya perencanaan keuangan dan kemampuan fisik dalam rangka menunaikan ibadah haji, juga tentunya untuk mewujudkan peningkatan layanan bagi jemaah haji dengan sinergi antara lembaga terkait.

"Mendukung pengelolaan keuangan haji yang berkelanjutan dan memberikan kemaslahatan bagi umat dan seluruh stakeholder perhajian; Peningkatan pendaftar haji muda yang merupakan potensi dari berbagai Lembaga dan organisasi serta ekosistem perhajian; Mendukung perencanaan haji yang peduli lingkungan dan kemanfaatan bagi Ummat," ucap Harry.[]

Komentar Anda