Jakarta - Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menggelar mimbar bebas sebagai bentuk solidaritas dan perlawanan terhadap kekerasan negara di tengah gelombang demonstrasi yang memuncak di depan Gedung DPR-MPR RI dan kantor kepolisian.
Bertempat di Plaza Taman Ismail Marzuki (TIM), acara yang dimulai pukul 14.00 WIB ini menghadirkan pembacaan puisi, sajian musik, mural, live-painting, orasi, hingga aksi teatrikal dari berbagai seniman dan musisi.
Aksi ini digelar sebagai respons atas tragedi yang menimpa Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang meninggal dunia akibat tindakan represif aparat saat demonstrasi berlangsung. Dalam pernyataan resminya, DKJ menyebut kematian Affan sebagai bukti nyata bahwa kekerasan negara telah merenggut nyawa dan menghancurkan ruang aman bagi warga yang ingin bersuara.
"Gak boleh ada satu nyawa lagi yang dikorbankan," tegas DKJ dalam laman resminya.
DKJ juga menyampaikan sikap resmi dalam empat poin utama, yakni menuntut perlindungan tanpa syarat atas kebebasan berekspresi sebagai bagian dari hak asasi manusia serta mendesak aparatur negara menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap masyarakat sipil, termasuk seniman dan pekerja budaya.
Kemudian menuntut agar pelaku kekerasan dihukum sesuai hukum yang berlaku tanpa pandang bulu dan mendorong pemerintah untuk serius mendengarkan aspirasi rakyat dan menghentikan praktik korupsi, kolusi, nepotisme, serta penguasaan ekonomi oleh elite.
Sejumlah nama besar dari dunia seni dan musik turut hadir dan berpartisipasi, di antaranya Aidil Usman, Ayu Utami, Cholil Mahmud, Dea Anugrah, Dolorosa Sinaga, Eka Kurniawan, Gudskul, Hamzah Muhammad, Irwan Ahmett, Jimi Multhazam, Joko Anwar, Kiki Aulia Ucup, Kontras, Kunto Aji, Reda Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, hingga Zen RS.
Di belakang panggung, musisi Kunto Aji menyampaikan kritik tajam terhadap para seniman yang masih enggan bersuara. Ia menyoroti akumulasi keresahan publik terhadap perilaku pejabat yang dinilai semakin tak tersentuh.
"Kita semua sudah merasakan selama bertahun-tahun ini pejabat bisa ngomong apapun tanpa konsekuensi, seolah-olah 'ya gue gini, terus kalian bisa apa?' Itu gestur yang kita alami bertahun-tahun, jadi meledaklah pada tanggal 25 kemarin," ujar Kunto Aji kepada awak media.
Ia juga menyinggung kabar dinonaktifkannya sejumlah anggota DPR, termasuk tiga yang berasal dari kalangan artis. Menurutnya, status sebagai publik figur tidak bisa menjadi pembeda jika sudah menyandang predikat wakil rakyat.
Mimbar bebas di TIM hari ini menjadi penanda bahwa suara dari dunia seni tidak akan diam. Di tengah tekanan dan kekerasan, seniman dan musisi memilih untuk berdiri, bersuara, dan menuntut keadilan. []