Jakarta - Sebanyak 15 unit musik terpilih dari seluruh Nusantara bakal tampil di gelaran akbar expo musik internasional, Indonesian Music Expo (IMEX), yang siap dihelat di Ubud, Bali, pada 9-12 Mei 2024.
Mengangkat tajuk A Paradise of World Music, keriaan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini bertujuan untuk menyebarluaskan dan memperkenalkan musik etnis tradisional Indonesia yang dimainkan sesuai karakter kearifan lokal masing-masing daerah.
Berbicara dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Direktur Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Ahmad Mahendra mengatakan bahwa lewat ajang ini, pihaknya ingin memperkenalkan produk musik tradisional Nusantara ke pasar dunia.
Demi tujuan tersebut, ditempuhlah berbagai cara semisal mengundang pelaku industri musik etnik, seperti promotor, produser, pemilik label, direktur kesenian, media, asosiasi, maupun lainnya dari bebagai negara untuk menyaksikan secara langsung.
Mahendra bilang, IMEX akan semakin menguatkan potensi kemajuan kebudayaan Indonesia khususnya bidang musik etnik.
Pasalnya, musik etnik merupakan perhatian utama Kemendikbudristek dan pihaknya ingin musik etnik selalu dirawat dan dilestarikan. Sehingga memberikan kesempatan dan menunjang musisinya agar mempunyai daya tarik kuat di kancah musik dunia.
"IMEX adalah salah satu wujud nyata kepedulian pemerintah Indonesia untuk pemajuan kebudayaan," tutur Ahmad Mahendra, dikutip Opsi pada Kamis, 25 April 2024.
"Kemendikbudristek ingin musisi etnik nusantara mampu menunjukkan karya terbaiknya ke hadapan pasar dunia," tuturnya.
Grup yang bakal tampil di IMEX 2024 ini, dipilih melalui proses seleksi dan penilaian dari Dewan Kurator baik dalam maupun luar negeri. Mereka sebelumnya telah mengikuti proses pendaftaran resmi (open call) dari seluruh Indonesia.
15 grup tersebut adalah Archa (Ambon-Maluku), Agustian Supriatna Trio (Bandar Lampung-Lampung), Bellacoustic Indonesia (Palangkaraya-Kalimantan Tengah), Damar ART (Banyuwangi-Jawa Timur), De Tradisi (Medan-Sumatera Utara).
Kemudian ada Dieka (Bandung-Jawa Barat), Epo D'Fenomeno (Jayapura-Papua), Gamelan Gambang dan Going Gede (Gianyar-Bali), Ino dan Warnaswara (Jakarta), Kroncong Sejati (Kediri-Jawa Timur), Sasando Gong (Pulau Rote-Nusa Tenggara Timur), Tardigpada (Palu-Sulawesi Tengah), Walk On Water (Pulau Nias-Sumatera Utara). []