Gowa - Seorang ibu bernama Marni 51, di Kabupaten Gowa Sulsel, membawa bola mata anaknya yang sempat tertancap anak panah ke hadapan polisi.
Dia sengaja membawa bola mata hasil operasi ke kantor polisi agar pelaku yang membuat anaknya cacat permanen 9buta) segera ditangkap.
"Saya ji yang bawa bola mata anakku sebagai tanda bukti ke polisi," tegas Marni , Jumat 7 Mei 2022.
Dia mengatakan, peristiwa pembusuran mata anaknya tersebut terjadi, di Kelurahan Barangkaluku, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, pada Minggu 1 Mei 2022 lalu.
Akibat pembusuran itu, anaknya berinisial MAP 16 tahun mengalami kebutaan akibat busur tertancap di matanya.
"Anakku cacat permanen, matanya buta,"ujar Marni.
Karena tak terima anaknya buta akibat dibusur, Marni pun melaporkan kejadian tersebut de Polres Gowa dengan nomor: STTLP/553/V/2022/SPKT/RES GOWA/POLDA SULSEL tertanggal 4 Mei 2022 di Polres Gowa.
Dia berharap polisi serius memburu para pelaku yang telah membuat anaknya buta seumur hidup.
Kronologi kejadian kata marni, saat itu anaknya MAP tengah memperbaiki sebuah motor di bengkel. Tiba-tiba sejumlah pelaku yang mengendarai sepeda motor datang menghampiri.
"Banyak pelaku datang naik motor pakai jaket dan berpenutup kepala, serta memakai masker," ucap dia.
Korban MAP tidak menyangka diserang pakai anak panah. Kejadiannya cepat hingga sebuah anak panah sudah tertancap di mata kanannya.
"Sementara dia kerja itu motor, langsung ada motor lewat dan dia serang anakku," ungkap Marni.
MAP pun meringis kesakitan sementara pelaku langsung kabur. Bos MAP di bengkel yang mengetahui insiden pun langsung membawa korban ke rumah sakit.
"Setelah itu bosnya yang bawa anakku ke rumah sakit. Jadi setelah itu, bosnya datang panggil saya di rumahku kasih kabar," urai Murni.
Dirinya pun bergegas ke RSUD Syekh Yusuf Gowa. Anaknya terpaksa harus menjalani operasi pengangkatan bola mata yang rusak karena tertancap anak panah pelaku.
"Langsung dikena matanya dan dikasih keluar bola matanya, jadi buta," bebernya.
Saat ini korban MAP masih menjalani perawatan di RS. Namun Marni mengaku kondisi anaknya sudah membaik, tetapi dia menyayangkan kejadian ini apalagi dia menganggap anaknya tak pernah terlibat masalah.
"Anakku tidak punya masalah, kecuali pergi ke bengkel," tandas Murni.
Dia hanya tahu keseharian anaknya itu hanya fokus bekerja. Korban MAP bekerja sebagai montir saat sedang libur sekolah.
"Anak saya jadi kerja bengkel karena libur sekolah saja," jelasnya.[]