Manggarai - Stunting di Manggarai bukan masalah baru, hal itu disampaikan Bupati Manggarai, Herybertus G.L. Nabit saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) percepatan penurunan stunting, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai, Rabu 9 Maret 2022.
Dalam sambutannya Bupati Hery menyampaikan, isu stunting bukan merupakan masalah baru, sudah menjadi pekerjaan rutin yang dilakukan oleh Pemkab Manggarai sejak beberapa tahun sebelumnya.
- Baca juga: Pemkot Makassar Intens Menangani
Kondisi stunting kabupaten Manggarai saat ini sudah menunjukan tren positif dan adanya penurunan, pada 2021 pengukuran di Agustus mengalami perbaikan, dengan adanya penurunan menjadi 18.9 persen, dari data sebelumya yakni pengukuran Februari 2021 sebesar 21,6 persen.
Sementara berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang merupakan survei berskala nasional bahwa pada 2021 kasus stunting di Manggarai 33 persen.
“Itu bukan kabar baik, tetapi kabar buruk. Kalau mau optimis bahwa angka stunting di Manggarai masih di bawah rata-rata NTT yakni 37 persen. Tapi dalam situasi ini jangan terlalu optimis juga itu menandakan kita punya kerja sama belum bagus betul. Namun pengukuran ril di lapangan 18,9 persen, sedangkan 33 persen melalui metode survei," ujar Hery.
“Jangan ditabrakan 18 dan 33 persen itu, kerena 33 sebagai survei, itu berguna untuk perencanaan kebijakan secara menyeluruh. Sedangkan 18,9 persen untuk tanggap darurat kita, setidaknya kita tau kondisi lapangan. Intinya, masih banyak kasus stunting anak kita. Itu artinya kerja sama kita belum optimal dan belum baik,” tambahnya.
Hery memberikan sejumlah masukan yakni, terkait bonus demografi. Istilah ini harus dijelaskan dengan baik kepada masyarakat, karena masih banyak dari kita yang belum paham tentang ini.
"Penting untuk menjelaskan dengan baik, untuk mengatakan bahwa itu pula yang terjadi pada stunting. Menjelaskan dengan baik kepada aparat tingkat bawah. Itu tantangan kita hari ini," katanya.
Target nasional penanganan stunting 14 persen pada tahun 2024. Menurut Bupati Hery, target Kabupaten Manggarai harus di bawah 10 persen. Penting memberikan target, supaya bekerja keras. Tercapai atau tidak, belum tentu, tergantung kerja dan koordinasi yang dilakukan.
Arahannya, segera bentuk tim percepatan penanganan stunting tingkat kecamatan dan desa. Kordinasi harus melibatkan pemerintah kecamatan hingga tingkat desa, sebab pemerintah kabupaten tidak bisa bekerja sendiri.
Bupati Hery ingatkan untuk konvergensi di tingkat desa, kesehatan ibu dan anak, konseling gizi, sanitasi, perlindungan sosial, PAUD, dan lainnya.
“Ini yang harus segera dilakukan. Kita punya modal di desa, karena sebagian besar kepala desa yang terpilih pada tahun 2021 itu adalah orang muda yang sekolah, baik D3 maupun Sarjana. Mereka adalah orang muda yang mau dan bisa diajak kerja sama untuk sebuah isu yang sesulit ini, ajak mereka. Percaya saya, teman-teman kepala desa yang baru ini kalau diajak pasti mau. Karena mereka orang muda yang mau berprestasi. Juga kepala desa yang lain,” katanya.
Bupati Hery mengungkapkan, slogan dalam penanganan stunting yakni Manggarai Bergerak. Bahwa harus bergerak bersama termasuk semua ASN di lingkup Pemkab Manggarai. Stunting menjadi contoh isu untuk sektor lain ketika semua kelompok terlibat.
Penanganan stunting harus berada di jalur yang benar, yaitu mengerjakan 20 target dan 71 indikator berdasarkan 5 pilar. Kalau ini bisa tetapkan dan laksanakan, maka bisa dikatakan on the track. []