Blangpidie - Ketua Pengurus Wilayah (PW) Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Tgk. Raimi Sulaiman mengajak masyarakat untuk dapat memilih pemimpin yang mampu dan berhasil memimpin diri dan keluarganya sesuai syariat islam.
Pimpinan Dayah Madinatuddiniyah Al Mujahidin Kuta Makmur ini mengatakan, Kabupaten Aceh Barat Daya adalah daerah yang bersyariat, maka sudah seharusnya dipimpin oleh orang yang benar, artinya, harus mengerti dan memahami atau paling tidak dia taat dan mempunyai komitmen yang kuat, terhadap penegakan syariat.
Tgk. Raimi Sulaiman menjelaskan, dalam memilih seorang pemimpin, masyarakat tidak boleh hanya melihat dari segi program-program duniawinya saja, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana membangun syiar agama ini benar-benar hidup, syariat harus bisa jalan dan kuat, pendidikan agama harus tersalurkan disemua lini dan tentu saja semua ini tidak terlepas dari sosok pemimpin yang sikap dan prilaku terhadap pengamalan agamanya kuat.
"Mulai dari dirinya dan keluarga yang ia pimpin. Intinya, bagaimana dia kita percayakan sebagai pemimpin sebuah kabupaten yang bersyariat jika untuk menjadi pemimpin bagi keluarganya saja tidak sesuai dengan syariat, padahal, Allah memerintahkan hambanya yang beriman agar menjaga diri dan keluarga dari Api Neraka," kata Tgk. Raimi Sulaiman, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Lanjut Tgk. Raimi Sulaiman, kalau ada calon pemimpin yang dari keluarganya sendiri saja tidak mampu di bimbing untuk taat kepada Allah dan selalu melanggar syariat, bagaimana rakyat yang dipimpinnya nanti, hancurlah agama ini.
"Dikutip dari kata Imam Ghazali Karimallahu Wajhi, agama adalah pondasi, sedangkan penjaganya adalah pemimpin," sebutnya.
Dalam islam, lanjut Ketua HUDA Abdya, ada beberapa kriteria pemimpin yg perlu diketahui dan yang hak dipilih, antara lain, seorang pemimpin harus memiliki komitmen yang kuat terhadap ajaran islam. Untuk tau calon pemimpin model ini tentu saja masyarakat harus melihat rekam jejaknya, tentang bagaimana sepakterjangnya selama ini dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian, Juga tentang latar belakang pendidikan dan juga hobinya kemana. Masyarakat jangan tertipu oleh janji manis, air mata dan penampilan. Jangan ketika sudah makai ridak dibahu dan semacamnya lalu sudah di anggap alim dan orang taat.
"Jangan mentang-mentang sudah memakai ridak yang pada sebenarnya itu bukan pakaian kita, menangis-nangis di saat silaturahmi dengan masyarakat kemudian kita menganggap dia tengku atau orang taat, ketahuilah dalam sejarah, Aceh sudah pernah tertipu dengan air mata," kata Ketua HUDA.
Tambahnya, seorang pemimpin harus menjadi tauladan bagi orang yang dipimpin dalam hal keimanan, akhlak, dalam kehidupan sehari-hari, harus amanah, tidak suka berdusta, kianat dan tidak suka memfitnah terhadap lawan politiknya.
"Intinya, nilai-nilai agama itu harus terjunjung tinggi dan terpelihara pada diri seorang calon pemimpin, supaya negeri ini benar-benar makmur, berkah dan menjadi negeri yang diridoi Allah," katanya. []