Ruteng - Kepala Desa (Kades) Compang Ndehes, Kecamatan Wae Ri'i, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Marten Susun, membantah melakukan tindakan intimidasi terhadap warganya.
Menurut Marten kata-kata kurang berkenan yang ia lontarkan itu karena warga tidak mau menerima penjelasan terkait regulasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) Covid-19.
"Ada pun ucapan-ucapan saya yang mungkin kurang berkenan bagi mereka itu karena mereka tidak mau menerima penjelasan dari saya soal regulasi pembagian BLT Covid-19," jelas Marten Susun melalui pesan WhatsApp kepada Alur.id, Sabtu 14 Mei 2022.
Dirinya juga menjelaskan, pembagian BLT tersebut sudah berdasarkan regulasi yang ada. Memang ada pengurangan jumlah penerima BLT pada tahun 2022. Namun peserta yang menjadi penerima BLT telah diverifikasi oleh tim verifikasi data.
"Sudah ditetapkan melaui musyawarah. Hanya mungkin informasinya kurang sentuh untuk beberapa masyarakat," katanya.
Kades Marten mengatakan, semua warga memenuhi kriteria atau layak menerima BLT. Namun karena keadaan anggaran yang hanya 40% untuk BLT Covid-19 untuk satu tahun anggaran. Sehingga tidak semua warga diakomodir melalui BLT.
"Jatuhnya 114 orang penerima. Makanya mereka yang namanya ada di data penerima tahun lalu untuk tahun ini mereka dipindahkan ke penerima bantuan ternak Babi," kata Marten.
Kades Marten juga tidak membenarkan informasi yang menyebut ada kebijakan pemberian bantuan ternak babi yang direalisasikan dengan uang tunai sebesar Rp 1.200.000 kepada warga. Kebijakan pemberian bantuan ternak babi itu diperuntukkan bagi warga yang tidak mendapatkan BLT.
Sementara terkait warga yang dipanggil ke dalam ruangan Kades, itu merupakan perwakilan dari warga yang hadir.
"Tapi pada saat saya menjelaskan kebijakan tersebut mereka malah ngotot minta uang, bukan babi. Tetapi sebenarnya tidak direalisasikan dengan uang tapi tetap dengan anak babi yg harganya diperkirakan Rp 1.200.000," pungkasnya. []