Ruteng - Polres Manggarai, diminta mengentikan judi lempar gelang pada kegiatan festival kuliner di lapangan Motang Rua Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Judi lempar gelang itu digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ke-77, kerja sama dengan Komunitas Teras 99 dengan Kodim 1612/ Manggarai.
Seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan, kegiatan judi lempar gelang tersebut merusak dan berdampak buruk terhadap masyarakat Manggarai.
"Ada yang melempar ke hadiah jam tangan dan ada yang melempar ke baju dan hadiah sandal. Jika gelang itu masuk, pembeli bisa membawa jam tangan atau barang lainnya," kata seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan, Senin 10 Oktober 2022, malam.
Ia meminta aparat kepolisian dari Polres Manggarai untuk segera menghentikan aktivitas judi lempar gelang tersebut. Sebab, bisa merugikan masyarakat setempat.
Sementara itu, Johny, pemilik judi lempar gelang mengatakan, dirinya menjual per gelang sebesar Rp 1.000 dengan sekali beli per orang sebanyak lima gelang.
"Ayo, lima gelang lima ribu. Ayo, coba-coba," kata Johny sambil memegang puluhan gelang judi tersebut.
Johny mengaku, kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua pekan ke depan. Menurut dia, dirinya telah membayar sewa tempat kepada panitia festival kuliner sebesar Rp 2,5 juta.
"Saya bayar Rp 2,5 juta untuk dua Minggu ke depan," ujarnya kepada wartawan Senin 10 Oktober 2022.
Pemilik usaha judi lempar gelang itu menuturkan, dirinya datang dari kota Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT.
"Saya buka food corner di Bajawa pak. Datang di sini, buka tempat ini," terang dia.
Sementara itu ketua panitia festival kuliner tersebut Rustam R. Kelilauw, mengklaim bahwa tidak ada indikasi judi. Pada intinya bahwa kami dari panitia tidak mengizinkan untuk judi dalam festival kuliner ini.
"Dari awal saya sudah bilang tidak ada permainan yang bersifat judi dalam festival kuliner ini," ujar Rustam.
Lebih lanjut ia mengatakan sejauh ini belum ada laporan yang diterimanya terkait ada indikasi judi. Kalau betul ada judi dia berjanji akan menutupnya.
"Tidak ada setor uang ke kami. Mereka itu hanya bayar stand saja," kata Rustam.
Dari pantauan wartawan di lokasi, tampak puluhan bahkan ratusan warga silih berganti mengerumuni lokasi judi tersebut dan membeli gelang seharga Rp 1.000, selanjutnya gelang tersebut dilemparkan dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang telah dimodifikasi. []