Labuan Bajo - Jumlah kunjungan ke sejumlah destinasi wisata dalam Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) yang terus mengalami peningkatan menjadi tren positif bagi pariwisata Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
Namun, di balik itu semua, sejumlah pihak menilai masih banyak hal yang perlu dibenahi dalam mewujudkan pariwisata Labuan Bajo yang aman, nyaman, berkualitas dan berkelanjutan.
Sejumlah hal yang disoroti adalah peningkatan kualitas sarana dan prasarana serta peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para Naturalist Guide.
Dalam postingan sejumlah pelaku wisata di Labuan Bajo pada laman Instagram @labuanbajo info misalnya, sejumlah pelaku wisata menyoroti sejumlah hal diatas.
Akun @risnohardi misalnya menyoroti sejumlah sarpras yang tidak memadai.
"Fasilitas dan kualitas dari dulu itu itu saja, tidak ada perubahan, terus apa gunanya Flobamora ini," tulis akun @risnohardi dalam postingan tersebut, yang diperoleh media ini pada Senin 4 September 2023.
Sorotan lainnya juga disampaikan oleh pemilik akun bernama @fidel travel bajo yang mempertanyakan kualitas pelayanan dari Naturalist Guide Flobamor di Pulau Padar dan Pulau Komodo.
"Pelayanan mana dari Flobamor ini. gak ada service sama sekali baik di Padar Maupun Komodo," kata @Fidel dalam postingannya.
Adapun sejumlah sorotan lainnya menyasar kinerja para Naturalis guide yang dinilai tidak kompeten. Selain itu yang juga disoroti adalah kurangnya ketersediaan jumlah Naturalist Guide.
"@rikardusgopong: Pelayanan yang bagaimana, lawak melulu, tu tamu di Padar sekarang pada panjat tebing, naik tidak ikut jalur tracking, staff dari Flobamor cuman bisa liat harus disuruh terus untuk ditegur tamu yang jalan sembarang baru bergerak," ujarnya.
"@risnohardi: Fasilitas juga diperhatikan dong, ranger local juga ditambah kuantitasnya, sering sekali kekurangan ranger di Pulau Komodo," ungkapnya.
"@Kokoamabajo: Krisis naturalist guide, buat tamu kita menunggu lama sampai 30 menit, rebutan guide, saling lempar isu kewalahan guide baik dari demitri maupun korlap, tamu 20 pax yang handle 1 naturalis guide, dermaga juga tidak ada yang atur keluar masuknya kapal maupun speed, sehingga skoci kapal juga lama menunggu, beberapa naturalis guide belum well trained, ect. Ini beberapa drama TNK kita,"keluhnya.
Sebelumnya, Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Hendrikus Rani berharap agar PT Flobamor terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada para wisatawan.
Hendrikus juga menyoroti terkait sejumlah sarpras yang dianggap tidak layak dan perlu dibenahi pada.
Hal ini disampaikan Kepala BTNK mengingat PT Flobamor sesuai kesepakatan bersama BTNK dalam hal kerjasama penguatan fungsi Kawasan Konservasi TN Komodo memiliki kewajiban untuk membenahi serta meningkatkan kualitas sejumlah sarpras pada sejumlah destinasi wisata.
"Kita bergerak dari komitmen dasar yang tertuang dalam PKS. Disitu termuat jelas bahwa kehadiran Flobamor itu dalam rangka penguatan fungsi pengelolaan Taman Nasional Komodo sehingga kewajiban kewajiban itu dalam rangka itu sudah pasti diarahkan untuk penguatan fungsi taman nasional bukan untuk melemahkan dan komitmen itu harus dijaga." Ujar Hendrikus beberapa waktu yang lalu.
Hendrikus mengatakan dalam beberapa aspek komitmen yang sudah dinyatakan dalam PKS tersebut masih banyak hal yang belum direalisasikan oleh PT Flobamor.
"Masih banyak kewajiban kewajiban yang harusnya dipenuhi oleh PT flobamor terkait dengan pernjanjian kerjasama yang sudah ditandatangani disamping mereka juga melakukan kegiatan pelayanan di dua lokasi ,padar dan loh liang. Sudah tentu Kita harapkan ada peningkatan kualitas pelayanan, tidak hanya berorientasi pada revenue tapi kualitas pelayanan juga harus menjadi perhatian." ujar Hendrikus.
Hendrikus menyebutkan, sejumlah hal yang harus segera ditingkatkan yakni pada kualitas sarana dan prasarana serta peningkatan kualitas SDM para Naturalist Guide.
"Dari pengamatan saya itu banyak hal yang harus dibenahi oleh Flobamor, misalnya papan interpretasi, sarana dan prasarana kayak di Loh Liang, jembatan itu kan sudah mau roboh, kayak pemanduan, keterampilan dari Naturalist Guide harus ditingkatkan, harus selektif termasuk pelanggaran pelanggaran oleh naturalis guide yang sempat beredar di media sosial itu juga harus diintervensi oleh manajemen Flobamor jangan dibiarkan begitu," bebernya.
Berangkat dari sejumlah hal ini, Hendrikus berharap agar PT Flobamor mampu mengelola manajemen dengan baik sehingga mampu memberikan pelayanan yang berkualitas bagi wisatawan namun tetap memprioritaskan keberlangsungan konservasi di Pulau Komodo dan Pulau Padar.
"Saya kira mismanajemen didalam melakukan kegiatan pelayanan kepada pengunjung, termasuk kepada sarpras yang mungkin belum menjadi prioritas sehingga kita terus mendorong agar mereka lebih baik lagi dalam kualitas pelayanan kepada pengunjung" ucapnya.
Sementara itu, Direktur PT Flobamor, Abner Runpah saat dikonfirmasi terkait hal ini belum memberikan tanggapan hinggah berita ini dipublish. []