Ruteng - Dalam rangka upayanya meningkatkan kapasitas pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 Poco Leok 2x20 Mega Watt (MW) gelar konsultasi publik.
Konsultasi publik itu berlangsung di Lunggar Desa Lunggar, Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai, Selasa 29 November 2022, kegiatan tersebut dibuka oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Manggarai, Yos Mantara.
Dalam sambutannya, Yos menyampaikan, pertemuan ini sebenarnya pertemuan lanjutan karena sebelumnya sudah melakukan pertemuan juga. Pembangunan PLTP ini memang butuh tahapan-tahapan yang harus dilalui.
Kata Yos, berdasarkan informasi yang ia peroleh pada tahun 2027, PLTP Ulumbu unit 5 dan 6 ini sudah bisa menghasilkan listrik.
"Pemerintah mendukung kegiatan ini, karena kita tau bahwa semua masyarakat ini membutuhkan listrik," kata Yos.
Pada kesempatan yang sama Manager Bagian Perijinan dan Umum, PT PLN (Persero) Panca Budi Setiawan menyampaikan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ini dari pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) bukan untuk mencari keuntungan, tetapi mau membantu untuk memajukan seluruh masyarakat di pelosok yang ada di Indonesia yang belum dialiri listrik.
Salah satunya di Flores ini, karena target 100 tahun Indonesia merdeka, maka 100% juga untuk aliran listrik di seluruh Indonesia.
Maka atas dasar kami mohon bantuan dari bapak ibu yang di Poco Leok, untuk relakan tanahnya untuk kami pake untuk pembangunan PLTP.
"Flores ini energi panas bumi yang terbesar di Indonesia," kata Panca.
"Pembangunan PLTP Ulumbu sebagai langkah PLN untuk mendukung transisi energi menuju pemanfaatan energi hijau berkelanjutan di Indonesia,"jelasnya.
Menurut dia, pengembangan energi panas bumi PLTP Ulumbu 2x20 MW harus diwujudkan, sehingga mampu menciptakan ketahanan energi melalui renewable energy secara mapan dan berkelanjutan.
Langkah ini, kata dia sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan peran energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025.
Sementara berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,965 GW.
Panca menjelaskan beberapa keunggulan dari pengembangan pembangkit yang bersumber dari sumber daya panas bumi antara lain renewable atau berasal dari sumber daya alam dan bisa terisi ulang.
Selain itu bersifat sustainable yaitu dapat menghasilkan energi berkelanjutan sehingga tersedia untuk jangka waktu yang panjang. Energi ini juga reliable yakni tidak tergantung pada kondisi cuaca.
Keunggulan lain energi panas bumi adalah direct use atau dapat dipakai langsung ke pengguna akhir. Kemudian dapat menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi dan ramah lingkungan.
Ia menambahkan kendala teknis mau pun non teknis yang di hadapi dalam pembangunan menjadi tantangan bagi PLN untuk mencapai misi bauran energi Net Zero Emission (NZE) di 2060.
"Karena itu dibutuhkan peran penting seluruh pemangku kepentingan mulai dari masyarakat sampai pemerintah daerah dapat menyatukan ikhtiar demi penggunaan energi hijau yang bersumber dari bumi Flores," ujarnya. []