Labuan Bajo - Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Wae Kesambi, Labuan Bajo, bersama Kole Project meluncurkan program Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia, (Gradasi) Minggu, 26 Februari 2023.
Launching itu ditandai dengan pemukulan gong, peluncuran dilaksanakan bersamaan dengan Perayaan Ekaristi Misa Prapaskah 1, yang dipimpin langsung oleh RD Risno Maden, selaku Pastor Paroki MBSB.
Hadir dalam kegiatan ini, Founder Kole Project, Putra Hawan, Dewan Pengurus Paroki MBSB, Putra-Putri Altar Paroki MBSB, Orang Muda Katholik (OMK) Paroki MBSB, serta umat Gereja Paroki MBSB Wae Kesambi.
Dalam sambutan saat membuka kegiatan, Romo Risno mengungkapkan, Kolekte Sampah merupakan salah satu bentuk pertobatan ekologis.
"Program ini sejalan dengan tema Pastoral Keuskupan Ruteng pada 2023, yaitu Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan, kita ingin mewujudkan ekonomi sirkular yang berkelanjutan melalu kolekte sampah,"ujar Romo Risno.
Kolekte sampah adalah bentuk pertobatan ekologis saya dan anda. Kita juga bersyukur bahwa momen ini kita laksanakan bertepatan dengan misa prapaskah, dimana gereja mengundang kita untuk bertobat," sambungnya.
Gerakan sedekah dan kolekte Sampah Indonesia (Gradasi) adalah gerakan kolektif secara nasional yang bertujuan untuk menanamkan perubahan perilaku masyarakat untuk mengelola sampah dengan pendekatan agama.
Program ini digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), serta United Nations Development Programme (Badan program pembangunan PBB) yang pelaksanaannya melalui Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan didukung oleh Danone Aqua.
Dalam implementasi teknis GRADASI di Labuan Bajo, TKN PSL menggandeng Kole Project, sebuah perusahaan lokal yang bergerak di bidang pengelolaan sampah daur ulang di Labuan Bajo.
Founder Kole Project, Putra Hawan mengatakan, pihaknya sangat senang bisa bekerja sama dan berkontribusi dalam program Gradasi.
Menurutnya, masalah sampah adalah masalah bersama yang dalam penanganannya perlu kerja kolektif, dan dimulai dari sumber melalui perubahan perilaku masyarakat yang sadar untuk mulai memilah sampah.
"Kebetulan kami bergerak di bidang daur ulang sampah, dan kami melihat bahwa salah satu solusi penanganannya adalah dengan memilah sampah dari sumber, yang mana akan mempermudah proses pengelolaannya. Dan kolekte sampah adalah salah satu pendekatan yang strategis," terangnya.
Putra juga menambahkan, dalam pelaksanaan Kolekte sampah, prinsipnya hampir sama seperti kolekte biasa, cuma diganti dengan sampah.
"Jadi, umat membawa sampah daur ulangnya ke gereja, ditimbang dan dicatat oleh pengurus gereja, lalu nanti kami dari kolekte Project yang akan membeli sampahnya. Hasil penjualannya dapat dimanfaatkan oleh gereja atau masuk ke kas gereja," jelas Putra. []