Makassar - Isolasi apung yang diinisiasi Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto akan segera dioperasikan. Inovasi Isolasi apung ini pertama di Indonesia. Bisa jadi ini juga yang pertama di dunia.
Memastikan seluruh kesiapannnya, Danny bersama kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang, pihak Pelni, dan Syahbandar meninjau dan menentukan titik kordinat dimana kapal pelni untuk isolasi apung akan berlabuh.
Dari hasil tinjauan titik labuhnya ditetapkan di hadapan pulau Lae-Lae.
“Kami lihat titik labuh yang mana paling bagus, titik labuh ini tentunya banyak pertimbangannya. pertimbangan teknis kedalaman, pertimbangan kedua adalah suplay kemudian pertimbangan ketiga nilai rekreatifnya dan nilai penyembuhanya, imunitasnya kalau dia sandar akan seperti didarat tapi kalau dia di tengah laut itu betul-betul menjadi bahagian daripada pengutan imunitas mereka, nah itu tadi kita sudah dikunci titik kordinatnya di Hadapan Pulau Lae-Lae,” ucapnya.
Untuk tekhnisnya sendiri, Danny akan melakukan rapat kordinasi bersama seluruh TNI/Polri untuk membahas finalnya seperti merancang hulu hilir siapa yang akan dibawah ke kapal ini.
“Kita akan bahas bagaimana standarnya nah koordinasi antara detektor, babinsa, bhabinkamtibmas, covid hunter kemudian sampai di atas kapal itu semua punya SOp kami berbagi tugas. otoritas pelabuhan, sabandar, pelindo merumuskan SOP di sini. Terus ada SOP di atas kapal Pelni secara karantina dan kkp dan ada SOp isolasi dimulai dari darat,” kata Danny.
Adapun kriteria pasien covid yang berhak di isolasi apung yakni pasien yang memiliki gejala ringan dan sedang. Sementara yang berat akan tetap di rawat di Rumah Sakit (RS).
Langkah ini diambil Danny karena mendukung penuh rumah sakit yang menangani covid di Makassar.
“Jadi kami akan konsultasikan dengan teman-teman dokter dan para ahli kesehatan yang jelas adalah kita ingin mendukung rumah sakit, rumah sakit jangan penuh karena orang bergejela ringan saja padahal orang bergejala berat dan sedang tidak terlayani karena dipenuhi dengan bergejala ringan apalagi OTG. Ini kita akan pisahkan jadi ringan dan OTG jangan di rumah sakit tinggal disini saja sedangkan yang gejala berat biar di rumah sakit,” jelasnya.
Sementara, Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang menambahkan, pengawasan kapal isolasi apung ini sangat ketat dan tetap terkordinasi dengan dinas kesehatan kota Makassar.
“Di kapal ini kapasitasnya 900 tempat tidur itu sudah dikonsepkan jaga jarak. Jadi seluruh pihak berkordinasi untuk pengawasan yang ketat,” sebutnya.
Kapal penumpang ini merupakan kapal penumpang milik PT Pelni yang dihentikan sementara pengoperasiannya akibat pandemi Covid-19. []