Mamuju - Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mamuju bersama Basarnas Mamuju menggelar simulasi penganan koban bencana gempa.
"Simulasi ini dilakukan sebagai pembelajaran dan pelatihan bagi mahasiswa, sehingga sigap dan tanggap terhadap bencana khususnya gempa," kata Kepala Basarnas Mamuju Muhammad Arif, Jumat, 17 Desember 2021.
Hal tersebut dilakukan, kata Muhammad Arif, melihat kondisi Sulawesi Barat (Sulbar), khususnya di Kabupaten Mamuju yang masuk dalam wilayah rawan bencana gempa dan tanah longsor .
"Mahasiswa dilatih melakukan penyelamatan korban yang mengalami luka serius dan korban yang berada digedung berlantai dua atau lebih," katanya.
Ia berharap, kedepanya pihak Poltekkes Kemenkes Mamuju, memasukan pembelajaran tambahan kepada mahasiswa minimal sesuai standar Basarnas agar pihaknya dapat diberikan sertifikat relawan Basarnas.
"Ada pemenuhan jam pembelajaran yang ada disilabus Basarnas sehingga kita dapat berikan sertifikat yang bisa jadi acuan kepada kami, tim perawat dari Poltekkes dapat digunakan jika terjadi bencana," kata Arif.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Poltekkes Kemenkes Mamuju, H.Andi Salim, SKM ,M.Kes mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penandatangan kejasama dengan Basarnas Mamuju, agar kedepannya tim perawat dari Poltekkes bisa mendapatkan pembelajaran dan kerja sama semua hal yang bisa diberikan Basarnas.
"Insya Allah, ketentuan yang diberikan soal waktu pembelajaran materi Basarnas akan kami rapatkan bersama," kata Andi Salim.
Ia juga mengungkapkan, tim kesehatan Poltekkes Kemenkes Mamuju, sudah beberapa kali terjun menjadi relawan setiap terjadi bencana nasional, seperti gempa di Palu (Sulteng) dan banjir Bandang di Masamba (Sulsel).
"Semoga dengan pelatihan ini, mahasiswa nanti bisa berguna dilingkungan sekitarnya, bisa menolong masyarakat jika dibutuhkan dalam kondisi darurat," katanya. []