Labuan Bajo - PT Flobamor terus mendorong agar pembatasan jumlah kunjungan ke Pulau Padar segera dilakukan.
Pembatasan dilakukan bertujuan agar peruntukan kawasan Pulau Padar sebagai kawasan konservasi tidak tergerus oleh masifnya jumlah kunjungan wisatawan.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Operasional PT Flobamor, Abner Runpah, ia menyebutkan memasuki musim ramai mulai dari bulan Juni hingga akhir Desember, rata rata jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Padar mencapai 1.000 orang per hari.
PT Flobamor pun mendorong penggunaan aplikasi digital INISA untuk mengontrol angka kunjungan wisatawan selain untuk menjaga kawasan konservasi ini tetap terjaga, pembatasan juga bertujuan untuk memastikan terciptanya kenyamanan dan keamanan wisatawan saat sedang menikmati keindahan Pulau Padar.
Dengan topografi jalur tracking menuju Puncak Padar yang terjal, adanya penumpukan pengunjung tentu akan sangat berisiko.
Untuk itu keberadaan sejumlah Naturalis Guide pada setiap Pos Penjagaan diharapkan mampu mengawasi setiap aktivitas wisatawan.
"Keberadaan Naturalis Guide lebih kepada melayani dan memberikan informasi. Di setiap titik telah ada NG (Naturalist Guide) yang akan membantu memberikan informasi kepada wisatawan jadi tidak perlu mendampingi. Naturalis Guide Flobamor bertugas untuk menjaga dan mengawasi jika terjadi kecelakaan maupun ada pengunjung yang membutuhkan pertolongan pertama. Makanya mereka wajib selalu ada di Pos Pemantau,” kata Runpah kepada wartawan Jumat (4/8/2023).
Ia juga mengatakan pentingnya keberadaan Naturalist Guide pada setiap posko penjagaan sebut Runpah diharapkan lebih berperan efektif dalam memberikan pelayanan dan memantau aktifitas wisatawan saat menaiki dan menuruni bukit Padar.
Hal ini tentunya belum bisa memenuhi harapan sejumlah wisatawan yang menuntut pendampingan selayaknya di Loh Liang Pulau Komodo.
Selain dianggap tidak efektif, keberadaan para Naturalist Guide juga dianggap akan menambah kepadatan pada jalur pendakian.
“Apa yang ada di video itu memang benar, Naturalis Guide memang tidak ikut mengawal tamu, jika harus dikawal maka akan menimbulkan kepadatan. Karena rata rata setiap hari itu yang naik 700-1.000 orang,” ujar Abner.
Dia menyebutkan, ketersediaan jumlah Naturalis Guide yang ditempatkan di Pulau Padar memang tidak dalam jumlah banyak.
Hal ini dikarenakan Pulau Padar merupakan salah satu kawasan konservasi yang mengutamakan pembatasan jumlah kunjungan.
Untuk memudahkan pengawasan, jumlah kunjungan wisatawan dikontrol melalui aplikasi.
“Kalau NG juga ikut tuntun mau berapa orang NG nantinya yang diperlukan? Akan terlalu banyak orang nanti jadinya. Nah ini juga tentunya akan menjadi preseden buruk bagi konservasi, karena akan semakin banyak orang dalam kawasan. Makanya balik lagi agar lebih efektif dan efisien kita harus kontrol lewat aplikasi,” tambahnya.
Adapun keberadaan Naturalis Guide jelasnya untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Selain itu, salah satu tugas utama seorang naturalis guide adalah melakukan pengawasan dengan memastikan keamanan dan keselamatan wisatawan.
“Keberadaan Naturalis Guide lebih kepada melayani dan memberikan informasi. Di setiap titik telah ada NG yang akan membantu memberikan informasi kepada wisatawan jadi tidak perlu mendampingi. Naturalis Guide Flobamor bertugas untuk menjaga dan mengawasi jika terjadi kecelakaan maupun ada pengunjung yang membutuhkan pertolongan pertama. Makanya mereka wajib selalu ada di Pos pemantau,” tuturnya.
Lebih jauh Abner menyampaikan PT Flobamor tetap berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan Pulau Padar dengan tetap mengedepankan tujuan konservasi.
Pembatasan jumlah kunjungan dalam kawasan yang dikontrol melalui sistem aplikasi INISA merupakan upaya yang akan terus dikedepankan.
“Pulau Padar ini merupakan kawasan konservasi, jadi yang diutamakan di sini adalah keberlangsungan konservasinya dibanding jumlah kunjungan. Jadi harus tetap dikontrol secara jumlah maupun kualitas. Itu yang kita lakukan melalui aplikasi,” ucapnya.
Sebelumnya keberadaan NG dikritik oleh salah seorang pengunjung yang disampaikan melalui sebuah video Tiktok.
Dalam sebuah rekaman video viral berdurasi 3,16 menit beredar luas di akun Tiktok JRS-Pictures.
Video itu diberi judul “Labuan Bajo tidak layak menjadi destinasi super prioritas jika petugas pemandu di Padar seperti ini,"
Beragam komentar pun muncul dalam video ini. Diantaranya mendukung agar para Naturalist Guide lebih berkonsentrasi untuk mengawas aktifitas wisatawan saat naik turun bukit Padar. Mengingat tak jarang wisatawan yang membutuhkan pertolongan akibat kelelahan.
Komentar lainnya menyebutkan keberadaan Naturalis Guide sebaiknya ikut mengawal para wisatawan selayaknya di Loh Liang Pulau Komodo. []