Simbol Toleransi Global: Cak Imin Hadiri Pelantikan Paus, KITA Sebut Ini Diplomasi Kebangsaan

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Republik Inklusif (Menko PMRI), Muhaimin Iskandar saat pelantikan Paus Leo XXIV di Vatikan. (Foto:Istimewa)

Jakarta — Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) menyampaikan apresiasi atas kehadiran Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Republik Inklusif (Menko PMRI), H. A. Muhaimin Iskandar, dalam pelantikan Paus Leo XXIV di Vatikan.

Kehadiran beliau di Vatikan bukan hanya mewakili pemerintah, tetapi juga nilai-nilai kebangsaan kita. Ini langkah tepat dari Presiden Prabowo

Langkah Cak Imin, yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dinilai sebagai representasi konkret komitmen Indonesia terhadap diplomasi lintas iman dan nilai-nilai kemanusiaan universal.

KITA menilai kehadiran tokoh penting dari Indonesia dalam acara suci umat Katolik ini merupakan simbol penting bagi penguatan toleransi dan harmoni antarumat beragama di kancah global.

“Kehadiran Menko PM bukan sekadar simbol politik, tetapi lebih dalam sebagai representasi spiritualitas Indonesia yang terbuka terhadap keberagaman global,” ujar Taufik Rahzen, budayawan nasional dan Ketua Majelis Hikmah KITA, seperti mengutip keterangan resmi, Jumat, 23 Mei 2024.

Menurut Taufik, Vatikan bukan hanya pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga merupakan panggung penting untuk dialog nilai-nilai kemanusiaan.

Ia menegaskan bahwa Indonesia dengan semangat Islam Nusantara menunjukkan wajah moderat yang proaktif dalam menjalin jembatan antariman.

Hal senada disampaikan Handi Jatna, tokoh lintas iman dari Banten sekaligus anggota Majelis Hikmah KITA.

Ia menyebut kehadiran Cak Imin sebagai bentuk nyata dari kematangan politik dan keberanian pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam mengedepankan diplomasi kebudayaan dan batin.

“Cak Imin adalah tokoh muda dari tradisi Nahdlatul Ulama yang memahami pentingnya relasi lintas iman. Kehadiran beliau di Vatikan bukan hanya mewakili pemerintah, tetapi juga nilai-nilai kebangsaan kita. Ini langkah tepat dari Presiden Prabowo,” kata Handi.

Lebih lanjut, Handi meyakini bahwa kehadiran pejabat tinggi Indonesia dalam forum keagamaan internasional akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara demokrasi yang damai dan religius.

“Ini bukan hanya diplomasi politik, tetapi juga diplomasi batin,” tegasnya.

KITA menegaskan bahwa langkah ini selaras dengan visi kebangsaan Indonesia: membangun masyarakat inklusif yang damai dan bermartabat di tengah keberagaman.

Bagi KITA, kehadiran pemerintah dalam ruang lintas iman merupakan komitmen nyata terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan.

Dalam situasi global yang semakin kompleks dan meningkatnya ekstremisme, simbol-simbol seperti ini menjadi penting untuk memperkuat narasi perdamaian.

KITA menyebut momen ini sebagai penanda kuat bahwa Indonesia hadir bukan hanya sebagai negara besar, tetapi juga sebagai bangsa yang arif dan spiritual.

Untuk diketahui, Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) adalah organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan tokoh-tokoh lintas agama, etnis, dan profesi.

KITA dipimpin oleh KH. Maman Imanulhaq, seorang tokoh Nahdlatul Ulama yang juga aktif di parlemen dan dikenal konsisten dalam memperjuangkan isu-isu kemanusiaan dan kebangsaan.[]


Komentar Anda