Jakarta - Solois muda berbakat, Sekaranggi resmi melepas single teranyar bertajuk Did I Hurt You pada Rabu, 28 Juni 2023 kemarin. Peluncuran lagu ini menjadi pembuka bagi EP yang siap dirilis dalam waktu dekat.
Single Did I Hurt You direkam di Sekaranggi Studio dan diiringi oleh musisi-musisi yang juga menemani Sekaranggi dalam perjalanannya dari panggung ke panggung.
Mereka adalah Dionisius Radite pada bass, Muhammad Kurniawan pada synthesizer, Arend Michiels pada violen serta Sulthon Kamil pada backing vokal. Sementara departemen mixing dan mastering diatasi oleh Mohammad Armansyah.
Single Did I Hurt You milik Sekaranggi saat ini sudah dapat dinikmati di seluruh peron pemutar musik daring.
Tembang ini diharapkan melanjutkan kesuksesan karya-karya Sekaranggi sebelumnya, yakni album penuh berjudul Delapan yang dirilis pada 2021 lalu.
Album tersebut diterima dengan baik di pasaran, termasuk mendapatkan titel The 25 Best Asian Album of 2021 oleh majalah musik internasional, NME Asia.
Masih dibalut petikan gitar akustik sebagai pengiring utama, single Did I Hurt You milik Sekaranggi terbangun dari aransemen yang cenderung minimalis ala band Cigarettes After Sex.
Padahal biasanya, yang umum ditemukan di lagu-lagu Sekaranggi sebelumnya adalah nuansa ballad-orkestra.
Gitar tak lagi dipetik di single ini, namun digenjreng dengan kord-kord sederhana. Violin dan cello berganti solo gitar kecil dengan tone menggema dan penuh ambience.
Di atas semua rangkaian instrumentasi tersebut, vokal dengan rasa intim ala Sekaranggi kembali mengikat Did I Hurt You menjadi satu kesatuan musik yang manis, merdu, namun penuh kesederhanaan.
Pesan lirikal yang termuat di lagu ini, disampaikan dengan teduh dalam Bahasa Inggris oleh Sekaranggi. Kali ini, ia menulis surat untuk seseorang tersayang yang meninggalkannya dan mempertanyakan kepada orang tersebut mengenai kesalahan yang ia perbuat: "Tell me now/If I hurt you/Did I hurt you/so badly?".
Tema-tema cinta terus mewarnai beragam lagu-lagu Sekaranggi, dan dengan lirik yang sederhana, ia lagi-lagi berhasil dalam menyampaikan perasaan-perasaan yang menjadi ujung dari pengalaman pahit cinta yang dialami oleh setiap manusia secara universal. []