Makassar - Sebanyak 25 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Ikatan Keluarga Besar (IKB) Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Ujung Pandang mengikuti sosialisasi dan diskusi Inkubator Bisnis UMKM.
Proses pendampingan pun dilakukan melalui Inkubator Bisnis UMKM IKB PPSP IKIP Ujung Pandang yang pertama kali diperkenalkan.
Peresmiannya pun ditandai dengan digelarnya Sosialisasi dan Diskusi Inkubator Bisnis UMKM yang berlangsung di Madalle Coffee & Eatery, Kompleks Centra Poin Indonesia (CPI) Makassar.
Ketua Inkubator Bisnis UMKM IKB PPSP IKIP Ujung Pandang Yuliasni mengatakan, Inkubator Bisnis UMKM ini berada dibawah Departemen Koperasi dan UMKM IKB PPSP IKIP Ujung Pandang.
Dimana Inkubator Bisnis tersebut akan menjadi pusat pembinaan dan penguatan bagi para pelaku UMKM binaan agar dapat berdaya saing.
"Kami bersepakat dan berinisiatif untuk membuat sesuatu yang tidak hanya sekadar seremonial, tetapi bermanfaat bagi semua teman-teman yang memiliki usaha dan yang berada dalam IKB PPSP IKIP Ujung Pandang," katanya di sela-sela kegiatan, Sabtu, (11/05/2024).
Di dalam Inkubator Binsin UMKM ini terdapat sekitar 25 pelaku UMKM yang menjadi bagian dari IKB PPSP IKIP Ujung Pandang.
Dimana pelaku UMKM ini bergerak di bidang fashion hingga kuliner dengan sistem konvensional.
Selain itu, para pelaku UMKM tersebut terbagi dalam kelompok pelaku usaha baru (startup), hingga menengah, termasuk juga pengelompokkan yang masuk sebagai pelaku UMKM kategori Startup, UMKM yang pernah mendapatkan pendampingan, hingga UMKM yang telah maju.
"Dalam pendampingan yang kami berikan yaitu dengan penguatan, bimbingan, pelatihan dan lainnya. Termasuk memberikan jaringan ke permodalan, hingga marketing," ujarnya.
Dari Inkubator Bisnis UMKM ini nantinya para pelaku UMKM binaan, khususnya yang baru startup tidak hanya menjual produk, tetapi memiliki pengetahuan lainnya.
- Baca juga: Mahasiswi Farmasi UIN Alauddin Makassar Juara 1 Lomba Video Edukasi Kompetisi Pharmacito UMY 2024
Seperti bagaimana manajemen usaha, mengelola keuangan bisnis, hingga memperbaiki kualitas dan kemasan produk agar dapat bersaing dan mendobrak pasar yang lebih luas.
Selain itu, pemanfaatan perkembangan teknologi sebagai wadah pemasaran dan marketing juga akan menjadi fokus utama dalam proses pendampingan.
"Jadi nanti mereka setelah keluar dari inkubator sudah bisa mandiri, bisa ikut pasar, dan bersaing di luar. Baik lokal, regional, maupun nasional. Harapannya menjadi solusi bagi pertumbuhan UMKM dan berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah," harap Yuli.
Sementara, Sekretaris Jenderal IKB PPSP IKIP Ujung Pandang Abdul Waris menjelaskan, PPSP atau Proyek Perintis Sekolah Pembangunan berada dalam lingkup IKIP Ujung Pandang yang saat ini adalah Universitas Negeri Makassar (UNM). PPSP ini dibentuk sebagai tempat untuk mengetes setiap kurikulum nasional yang akan diberlakukan.
"Hanya saja PPSP ini sudah tidak ada sekarang. Dari sinilah para alumni membentuk perkumpulan yang disebut IKB PPSP IKIP Ujung Pandang," terangnya.
PPSP ini kemudian di dalam SK Kepengurusan membawahi banyak bidang. Di antaranya, sosial, pendidikan, pengabdian masyarakat, dan ekonomi.
Kemudian, dari bidang ekonomi inilah salah satu usaha kita untuk memberikan pelatihan kepada usaha kecil yang dimiliki anggota, bahkan menjadi sasaran inkubator tersebut.
"Inkubator inilah yang menjadi pusat pelatihan untuk para anggota. Misalnya bagi mereka yang baru memulai disinilah tempatnya belajar mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan agar bisa menjadi pelaku UMKM yang dapat bersaing," katanya.
Apalagi, Inkubator Bisnis UMKM ini bisa menghubungkan dengan pihak-pihak yang bisa disinergikan. Seperti perbankan dalam hal permodalan, dan lainnya.
"Inkubator ini baru dibentuk dan diresmikan hari ini dengan memberikan pelatihan sebagai tanda pembukaan program," jelasnya. []