Ruteng - Kelompok tua adat masyarakat Gendang Rebak-Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung pengembangan PLTP Ulumbu demi memajukan perekonomian masyarakat setempat.
Hal itu disampaikan oleh Narsisius selaku anak dari Tua Gendang, kampung Rebak, Desa Lungar, Kecamatan Satarmese.
Ia merasa yakin, bahwa dengan pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok, putra daerah khususnya asal Poco Leok bisa bekerja di perusahaan milik PT. PLN.
“Pasti lebih maju ketimbang seperti sekarang secara ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Narsi mengklaim sekitar 90% pemilik lahan yang digunakan untuk pengembangan PLTP mendukung rencana besar tersebut.
Jika ada yang menolak, maka itu akan menjadi urusan pihak gendang Rebak untuk berkoordinasi dengan pihak yang menolak untuk menyerahkan lahannya.
Namun menurut Elfridus AK. Hambur, selama ini ada perbedaan pemahaman dari masyarakat yang masih kurang terkait pengembangan PLTP Ulumbu.
“Kalau misalnya ada yang menolak, tinggal jelaskan lebih perinci lagi. Kalau masih menolak, tinggal kumpul saja masyarakat apakah program ini membawa dampak buruk, atau membawa dampak baik. Dan sampai sekarang saya melihat lebih banyak dampak positif,” ujarnya.
Kornelis Wajong mengatakan, pemerintah punya kewenangan untuk menyukseskan proyek ini.
Namun terkait dengan ganti untung yang menjadi hak warga masyarakat, agar diperhatikan oleh pihak terkait dalam hal ini PLN.
Kemudian Leksianus Antus selaku tokoh masyarakat gendang Rebak mengatakan, waktu Tabe Gendang, pihaknya telah menyepakati.
Maka Leksi dengan tegas mengungkapkan, tidak ada larangan untuk pemboran. Justru yang menolak itu warga yang tidak memiliki lahan di wilayah pengeboran PLTP.
Begitupun yang dirasakan Tua Adat Gendang Kampung Mesir, Vinsensius Godat, pribadinya sangat antusias dengan kehadiran PLTP Ulumbu.
Kata dia, masih banyak wilayah di Poco Leok membutuhkan listrik terutama di tempat tinggal mereka belum ada penerangan listrik PLN.
Pernyataan para tua adat tersebut senada dengan yang disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, ketersediaan listrik bersih akan membuka potensi pengembangan ekonomi seluruh masyarakat NTT.
Termasuk sektor pariwisata yang punya potensi besar untuk jadi destinasi dunia seperti Labuan Bajo.
Ia juga menambahkan potensi panas bumi yang dimiliki Pulau Flores bisa menjadi modal menjalankan transisi energi.
Sebab itu pihaknya meminta masyarakat untuk mendukung keseriusan pemerintah melalui PLN dalam mengolah potensi panas bumi di Pulau Flores.
"Saya meminta masyarakat untuk mendukung keseriusan pemerintah melalui PLN dalam mengolah potensi panas bumi di Pulau Flores, termasuk pengembangan PLTP Ulumbu. Saya harapkan seluruh komponen ikut terlibat untuk membantu sehingga program ini berjalan lancar," ucapnya.
Kehadiran PLTP memang menjadi sangat penting karena memiliki berbagai keunggulan, diantaranya bersifat sustainable yang artinya dapat menghasilkan energi berkelanjutan sehingga tersedia untuk jangka waktu yang panjang.
Energi ini juga bersifat reliable, yakni tidak tergantung pada kondisi cuaca.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra), Abdul Nahwan menuturkan saat ini kebutuhan energi listrik di NTT mengalami pertumbuhan cukup pesat.
Sehingga penambahan pasokan listrik, khususnya dari pembangkit EBT sangat dibutuhkan.
PLTP ini akan lebih andal bagi sistem kelistrikan karena tidak bersifat intermittent.
Keunggulan lain energi panas bumi adalah direct use atau dapat dipakai langsung ke pengguna akhir.
Maka dari itu pemanfaatan potensi panas bumi PLTP Ulumbu ini sejalan dengan road map percepatan peningkatan bauran EBT nasional demi mencapai NZE pada 2060.
"Selain itu tentu saja dapat menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi dan ramah lingkungan," kata Nahwan, kepada wartawan Selasa 6 Juni 2023. []