Makassar - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar melakukan intensifikasi pengawasan ke sejumlah toko penjual parcel jelang Lebaran Idulfitri 1443 H. Pengawasan dilakukan untuk mencari parcel tidak layak maupun kadaluarsa.
"Sudah mau hari raya biasanya mereka sudah mengemas parcel, jadi kita periksa tadi makanannya apakah tidak kadaluarsa, terdaftar dan tidak rusak ataupun tidak penyok," ujar Kepala BBPOM Makassar, Hardaningsih kepada wartawan di pusat penjualan parcel Jalan Gunung Bulukunyi Makassar, Senin, 25 April 2022.
Dari hasil pengawasan, kata Hardaningsih, paket parcel yang dijual sudah memenuhi syarat. Meski demikian, ada beberapa item barang dalam parcel yang tidak diketahui merk dan masa kadaluarsanya, sehingga pihaknya meminta kepada penjual untuk mengeluarkannya.
"Kami menyarankan, penjual untuk menulis dalam kertas kecil itu nama produk-produk yang ada di dalam parcel. Mereka harus tuliskan namanya, registrasinya, sama kadaluarsanya, sehingga konsumen itu langsung tahu," tuturnya.
Hardaningsih menambahkan aturan barang dalam parcel yakni masa kadaluarsa minimal 6 bulan, barang tidak penyok, dan tidak pecah belah. "Kalau ada pelanggaran, kami minta langsung dikeluarkan barang yang rusak," ucapnya.
Sementara itu, pemilik toko Garasi Parcel, Aisyah mengatakan ada beberapa barang dalam parcel yang tidak tercantum merk dan masa kadaluarsa. Ia mengaku hal tersebut akibat miskomunikasi.
"Itukan barang sebenarnya dari packingan besar, dan kami pecah untuk disimpan dalam toples. Makanya tidak tercantum merk (barang) dan masa kadaluarsanya, itu kesalahan kami," tuturnya.
Aisyah mengaku penjual parcel untuk tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, pelonggaran kebijakan terkait Covid-19 membuat antusiasme masyarakat membeli parcel.
"Untuk tahun ini meningkat 50 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Alhamdulillah, tahun ini ada kelonggaran dan sudah mulai ramai," ungkapnya.
Ia mengaku tahun ini penjualan parcel dalam sehari bisa mencapai 50-70 keranjang. Pihaknya mematok harga parcel kisaran Rp110 ribu sampai 4,5 juta.
"Satu hari bisa menjual 50-70 keranjang. Di luar musim parcel biasanya by order saja, tidak seperti momen seperti ini, lebaran" ucapnya. []