Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan pagi ini, Kamis (2/11) pukul 04:04:45 WIB, telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo M6.6 di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur.
Gempa di kedalaman 10 Km itu berpusat di koordinat 123,76 BT dan 10,3 LS, berjarak sekitar 24,32 km tenggara kota Kota Kupang.
Masyarakat diminta untuk tenang dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
"Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman," kata Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid kepada masyarakat terdampak.
Wafid memperkirakan kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi namun karena wilayah Kabupaten dan Kota Kupang tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.
"Bangunan di Kabupaten dan Kota Kupang harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Selain itu harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," tambah Wafid dalam siaran pers KESDM, Kamis (2/11).
Mengenai kondisi geologis lokasi pusat gempa bumi, Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan menjelaskan, lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada wilayah Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dikatakannya, morfologi wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.
Menurut data Badan Geologi (BG) wilayah tersebut tersusun oleh tanah keras (kelas C).
"Tanah keras (kelas C) hingga tanah sedang (kelas D) tersebut sebagian tersusun oleh tanah lunak (kelas E). Wilayah ini secara umum tersusun oleh batuan berumur pra tersier (berupa batuan metamorf dan meta sedimen), dominan batuan tersier (berupa batuan sedimen dan batugamping) dan endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai dan sungai," jelas Hendra.
Ia menambahkan, endapan kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu, lanjut Hendra, pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Mengenai penyebab gempa, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme (sumber dari BMKG, USGS dan GFZ), Hendra memperkirakan kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar normal berarah timur laut - barat daya dan menurut catatan Badan Geologi wilayah Kabupaten Kupang dan sekitarnya pernah terlanda guncangan gempa bumi kuat pada tahun 1975 dan 2004. []