Bulukumba - Kegelisahan orang tua murid setiap kali memasuki ajaran baru adalah belanja seragam sekolah bagi anaknya.
Yang membuat gelisah bukan karena harganya yang mahal, melainkan karena pengadaannya yang diambil alih oleh sekolah namun pembayarannya tetap dibebankan kepada orang tua.
Yang celaka, kejadian untuk seragam batik ini banyak dikomplain orang tua murid karena kualitasnya yang buruk. Bahkan ada yang menyebutnya kain lap.
Melihat kegelisahan itu, pasangan Jamaliddin M Syamsir dan Tomy Satria mendorong pemerintahan di masa mendatang harus bertanggungjawab.
Pasangan calon bupati dengan jargon JADIMI itu memperkenalkan program JADIMI SEGARAM GRATIS. Program ini diperuntukan bagi pelajar TK, SD, dan SMP Sederajat.
"Sebagai orang tua siswa, secara pribadi pun kami gelisah. Mengapa, karena kami harus membayar seragam batik yang kualitasnya sangat jauh. Olehnya, pasangan JADIMI betul-betul peduli dengan pendidikan Bulukumba dengan mendorong adanya program ini," Kata Jubir JADIMI, Muhammad Ekasyatria Irawan.
Eka membeberkan, program ini nantinya akan menanggung sejumlah seragam sejolah, ts, sepatu, kaos kaki hingga peralatan tulis menulis.
Program ini pun disambut baik oleh sejumlah orang tua murid. Salah satunya, Cece, warga Bulukumpa yang mengaku telah lama menanti program ini.
"Masa Sinjai dengan APBD yang lebih sedikit bisa membagikan seragam gratis. Saya sangat mendukung program ini. Ini jauh lebih bagus daripada membangun gedung 3 lantai yang dinikmati orang-orang tertentu," Jelasnya.
Sekedar diketahui, Agustus 2024 lalu heboh di media sosial, sejumlah orang tua murid di Kabupaten Bulukumba protes kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba terkait kualitas baju batik yang dibelinya.
Orang tua murid membayar Rp100 Ribu per lembar yang dikumpulkan ke pihak pihak penyedia atau sekolah.
Protes ini salah satunya datang dari orang tua murid, Mudalifah. Ia mempertanyakan kualitas baju batik anak sekolah di Bulukumba saat ini. []