Alur.id
    Berita    Detail Article

Jusuf Kalla Ajak Perguruan Tinggi Benahi Bangsa

Mantan Wapres RI, Jusuf Kalla. (IST)

JAKARTA - Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK, mengungkapkan banyaknya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. JK mengajak kalangan universitas atau perguruan tinggi untuk terjun langsung melakukan perubahan dalam upaya membawa Indonesia menjadi lebih maju.

Menurut JK, bangsa ini mempunyai masalah hukum yang rumit, masalah birokrasi dan ketidakpastian. Hal itu menyebabkan minat para investor berkurang ke Indonesia. 

"Jauh lebih banyak dari beberapa negara tetangga kita seperti Vietnam, Malaysia dan Thailand," Ungkap JK saat menyampaikan sambutan di acara Dies Natalis Universitas Nasional (UNAS).

JK bercerita saat pernah berada di pemerintahan selama hampir 20 tahun. JK mengaku telah melakukan banyak perbaikan. "Namun, tapi lebih banyak lagi yang merusak negeri ini," ungkapnya.

Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran bagi tokoh perdamaian asal Bone ini. Indonesia, kata JK, mempunyai kesempatan besar untuk maju dibanding bangsa-bangsa lain. Indonesia juga memiliki potensi yang bisa dimajukan yang belum dimaksimalkan.  

"Karena kita negara agraris tapi kita impor beras. Kita negara kaya sumber daya alam, tapi kita impor energi. Hal itu kita harus ubah dalam memajukan bangsa ini," beber Ketua Umum PMI ini lagi.

Karena itulah, JK menitipkan tiga hal utama yang bisa dilakukan perguruan tinggi untuk memajukan bangsa Indonesia. Seperti pendidikan dan inovasi di bidang teknologi, pemerintahan yang bersih serta kemajuan dan semangat enterpreneurship di masyarakat Indonesia.

"Tiga hal itu bisa menjadi kunci untuk bisa mengejar ketertinggalan kita menuju negara yang lebih baik dan maju," kata JK optimis.

Ia mencontohkan China dan Jepang yang menjadi negara maju karena memprioritaskan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pondasi mereka.

"Jadi kalau ingin maju dengan cepat, maka harus menguasai teknologi. Penguasaan teknologi kemudian akan membuka peluang untuk menguasai ekonomi," pungkasnya.(*)