Alur.id
    Berita    Detail Article

Rutan Makassar Bersama Mahasiswa Psikologi Cetak Hafidz Dari Balik Jeruji

rutan

Makassar - Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Makassar kembali menghadirkan inovasi pembinaan keagamaan bagi warga binaan pemasyarakatan.

Program bertajuk "Menggali Potensi Kognitif Warga Binaan dalam Menghafal Al-Qur’an melalui Metode One Day One Ayat" resmi berjalan, bekerja sama dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), Rabu (26/3).

Program ini dirancang untuk menggali potensi kognitif warga binaan, memanfaatkan daya ingat dan daya pikir mereka dalam menghafal Al-Qur’an.

Sebanyak 20 warga binaan yang merupakan pengurus Masjid Nurul Iman Rutan Kelas I Makassar terlibat langsung. Mereka juga berperan sebagai pengajar Dirosa bagi warga binaan lain di setiap blok yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur'an.

Kepala Rutan Makassar, Jayadikusumah menegaskan bahwa program ini akan terus berlanjut. Setelah 20 peserta pertama, warga binaan lainnya akan diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan serupa.

“Insya Allah kegiatan ini berkelanjutan karena mahasiswa magang dari Fakultas Psikologi UNM akan berada di sini selama enam bulan. Kami akan terus merekrut warga binaan lain untuk ikut serta,” ujar Jayadikusumah.

Ia berharap, program ini mampu membawa dampak positif dan menjadi bekal berharga bagi warga binaan ketika bebas nanti.

“Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi mereka. Setidaknya, setelah keluar nanti, ada perubahan dalam diri mereka, dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu,” tambahnya.

Selain "One Day One Ayat," warga binaan juga sudah lebih dulu mengikuti program Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa (Dirosa).

Khusus di bulan Ramadan, Rutan Kelas I Makassar pun mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pesantren kilat, kajian Ramadan, tadarus, dan Dirosa.

Bahkan, dalam pelaksanaan salat tarawih berjamaah, beberapa warga binaan kerap bertindak sebagai imam saat tidak ada ustaz yang datang, menurut Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan Rutan Makassar, Abd. Jalil.

"Untuk program tahfidz one day one ayat ini rutin dilakukan setiap hari jelang berbuka puasa," jelasnya.

Sementara itu, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi UNM, Nur Lathifah Dzakiyyah Aqilah, menjelaskan metode yang digunakan dalam program hafalan ini. Ia memaparkan bahwa terdapat dua trik utama yang diterapkan, yakni melalui suara dan penglihatan.

“Dalam kesempatan ini, warga binaan diperdengarkan ayat terakhir Surah Al-Baqarah, diputar sebanyak tiga kali. Selanjutnya, ayat tersebut ditulis di atas kertas dan dibaca berulang sebanyak 10 hingga 20 kali. Dari situ, kami bisa mengidentifikasi apakah mereka lebih mudah menghafal lewat pendengaran atau penglihatan,” jelas Nur Lathifah. []