Jakarta - Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, utang merupakan salah satu instrumen untuk menyelamatkan masyarakat dan perekonomian di masa pandemi covid-19.
Penyebabnya, karena APBN mengalami defisit akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
"Kenapa kita harus menambah utang, seolah-olah menambah utang menjadi tujuan. Padahal, utang merupakan instrumen whatever it takes, untuk menyelamatkan warga negara dan perekonomian kita," ujarnya Sabtu 24 Juli 2021.
Sri Mulyani menambahkan, APBN menanggung beban yang luar biasa selama pandemi covid-19.
Di satu sisi, belanja negara melonjak untuk penanganan kesehatan, pemberian bantuan sosial kepada masyarakat terdampak, bantuan kepada dunia usaha, dan lainnya.
Di lain pihak, penerimaan negara justru merosot karena aktivitas ekonomi lesu.
"Hal ini terjemahannya adalah suatu beban APBN yang luar biasa. Kami di Kementerian Keuangan merespons dengan whatever it takes, apapun kami lakukan untuk menyelamatkan warga negara dan ekonomi Indonesia, dan itu implikasinya pada defisit APBN," katanya.
Ani, sapaan akrab eks Direktur Bank Dunia itu mengatakan semua pemerintah di berbagai negara menggunakan kebijakan luar biasa (extra ordinary), pasalnya pandemi Covid-19 ini merupakan tantangan yang juga sifatnya luar biasa. []