Blangpidie - Banyak masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) bertanya-tanya, mengapa ketua Gerindra Aceh, Fadhlullah, atau akrab disapa Dek Fadh yang juga Cawagub Aceh ketika berkunjung ke Abdya lebih memilih bersilaturahmi kerumah Salman Alfarisi calon bupati Abdya nomor urut 1.
Bukan hanya berkunjung ke kediaman Salman Alfarisi pada tanggal 13 November 2024, bahkan Dek Fadh membuat pernyataan dukungan dan meminta masyarakat Abdya memilih Salman jadi bupati Abdya ke depan.
Normalnya, sebagai ketua Gerindra Aceh, Cawagub Dek Fadh itu berkunjung ke rumah Safaruddin atau ketua Gerindra Abdya. Namun, ini malah Dek Fadh memilih bersilaturahmi dengan Salman Alfarisi.
Pilihan komunikasi Dek Fadh seperti itu dilakukan bukan tanpa hitungan atau tanpa pertimbangan strategis mengingat Dek Fadh, pernah jadi anggota DPR RI dua periode, tentu langkah-langkahnya harus dianalisis lebih tajam dan utuh, terlebih dirinya bukan kelas politisi pemula.
Analisis bisa dimulai secara terbalik, tentang apa yang sudah dilakukan Safaruddin yang juga calon bupati Abdya dan juga teman separtai Dek Fadh hingga Dek Fadh memilih berkunjung ke rumah Salman dan berkampanye di panggung Jufri, padahal keduanya lawan politik Safaruddin di Abdya.
Ada beberapa fakta yang perlu dipertimbangkan untuk memahami ini:
Pertama, faktanya bahwa pada Pileg 2024, Safaruddin mengkhianati Dek Fadh. Suara Safar sebagai Caleg DPRA di Abdya mencapai 22 ribu, angka ini tidak in line dengan suara Dek Fadh sebagai DPR RI di Abdya yang hanya berjumlah 2 ribu.
Juga, saat yang sama jumlah suara Safar tidak in line dengan suara Prabowo sebagai Capres yang memperoleh suara hanya sedikit di Abdya. Ini penanda bahwa, Safar tidak mendukung Dek Fadh dan Prabowo sekaligus.
Kedua, suara Safaruddin di Pileg tersebut malah diarahkan untuk mendukung Dek Gam (Nazaruddin) sebagai Caleg DPR RI dari PAN, yang berhasil memperoleh suara 12 ribu di Abdya.
"Pengkhianatan ini menjadi catatan hitam Safar bagi Dek Fadh yang sulit dilupakan dalam semua momen politik ke depan," kata Affan Ramli, Jubir Mualem-Dek Fadh, Minggu, 17 November 2024.
Ketiga, setelah terpilih pada Pileg 2024, Safaruddin pergi menjumpai Sekjen DPP Gerindra, melobi supaya ketua Gerindra Aceh diganti dari Dek Fadh ke Safaruddin sendiri. Namun, usaha Safar ini sudah dilakukan berkali-kali dan selalu gagal.
Ke empat, Safaruddin berusaha meikung Dek Fadh dalam proses pemilihan Cawagub Mualem pada fase awal Pilkada 2024.
Sebagai ketua Gerindra Aceh, Dek Fadh merasa lebih berhak menjadi Cawagub Mualem.
Namun, Safaruddin berupaya meikung dan membatalkan peluang Dek Fadh.
"Lagi-lagi, usaha ini gagal dan Dek Fadh akhirnya yang dipilih jadi Cawagub Mualem," sebutnya.
Pembongkaran realitas ini menjernihkan pemahaman kenapa Dek Fadh memilih berkunjung ke rumah Salman Alfarisi ketimbang ke kediaman Safaruddin yang selama 5 bulan Pilkada memilih menginap di hotel, bukan di rumah.
Dek Fadh juga berkampanye di panggung Jufri Hasanudin, selama kunjungannya di Abdya. Sebab itulah, sehingga wajar Dek Fadh memilih lawan-lawan politik Safaruddin jika melihat rekam jejak politik Safaruddin yang penuh intrik buruk dan pengkhianatan.
"Ibarat pepatah, siapa yang menabur angin akan menuai badai," tutupnya. []