Matim - Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber pada survei sosial ekonomi nasional (SUSENAS) tahun 2020. Kabupaten Manggarai Timur (Matim) masuk dalam daftar lima Kabupaten yang mengalami kemiskinan ekstrem di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Data yang dihimpun, Matim berada pada persentase 15,43 persen kemiskinan ekstrem. Jumlah penduduk miskin ekstrem di kabupaten itu sebanyak 44.630 orang. Sedangkan jumlah penduduk keseluruhan pada 2021 sebanyak 276.155 jiwa.
Pengamat kebijakan publik dari Politician Academy, Stefan Gandi, mengkritisi posisi Bupati Matim Agas Andreas di balik penetapan kabupaten dengan kemiskinan ekstrem tersebut.
"Sekarang pertanyaannya, bupati yang sekarang ini Ande Agas, bagaimana dia menyikapi itu. Apakah dia benar-benar bekerja ataukah dia hanya numpang lewat saja. Buat apa saja bupatinya," tanya Stefan kepada Alur.id, Senin 15 November 2021.
Bupati Agas, kata Stefan, seharusnya sejak awal memastikan kebijakan bisa bermuara pada perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Bupati seharusnya berupaya untuk memastikan agar seluruh program penanggulangan kemiskinan mulai dari tahap perencanaan, penentuan alokasi anggaran, penetapan sasaran dan pelaksanaan program tertuju kepada masyarakat miskin.
"Masalah kemiskinan di Matim sudah terjadi dari tahun ke tahun. Ganti bupati sama saja," tegasnya.
Stefan mencontohkan Elar dan Elar Selatan, daerah yang ia pernah datangi, akses transportasi masih sangat sulit. Ketika musim hujan sering dijumpai ada kubangan di jalan.
"Kondisi ini tentu membuat kita prihatin, padahal sebentar lagi tahun politik, tahun depan," tuturnya.
Tidak hanya posisi bupati, Stefan juga menyoroti keberadaan anggota dewan di Matim. Menurut dia, anggota dewan belum peka terhadap kondisi kemiskinan yang dialami masyarakat Matim.
"Kalau dibilang kemiskinan ekstrem berarti kembali ke masa dulu, lalu yang mereka buat selama ini apa? harus punya kepekaan tinggi," jelas Stefan.
Harusnya, lanjut dia, tidak ada daerah yang mengalami kemiskinan ekstrem di Indonesia, apalagi di Matim setelah melihat beragam potensi yang ada.
Karena itu, Stefan berharap agar ada pemimpin yang mampu berinovasi dan punya pemikiran out of the box. "Bupati harus berani keluar dari pola lama yang kaku,"tegasnya. []